Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Senin, 15 Agustus 2011

Perkembangan Ilmu Politik Mengenai Usia Ilmu Politik

Senin, 15 Agustus 2011

 
Perkembangan Ilmu Politik Ada 2 pandangan mengenai usia ilmu politik. Apabila ilmu politik dianggap sebagai bagian dari ilmu sosial yang mempunyai dasar, fokus, rangka, dan ruang lingkup yang sudah jelas, maka dapat dikatakan ilmu politik masih sangat muda usianya, jika dibandingkan denganilmu-ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ilmu politik sendiri baru lahir pada akhir abad ke-19, sementara ilmu-ilmu sosial lainnya lahir lebih dulu sebelum itu. Namun, apabila ilmu politik ditinjau sebagai pembahasan secara rasionil dari berbagai aspek negara, ilmu politik merupakanilmu yang sudah ada sebelum ilmu-ilmu sosial lainnya. Bahkan, ilmu politik pernah disebutsebagai ³ilmu sosial yang tertua´ di dunia. Pada waktu itu, ilmu politik banyak bersandar padasejarah dan filsafat.Banyak anggapan bahwa ilmu politik merupakan ilmu tentang negara. Konsep tentangnegara sendiri sudah ada sejak tahun 450 SM, di Yunani kuno. Bukti dari fakta tersebut adalahdengan ditemukannya karya-karya filsuf-filsuf terkenal dunia, seperti Herodotus, Plato,Aristoteles, dan sebagainya. Tidak hanya di Yunani, berbagai tulisan- tulisan politik yang bermutu juga dapat ditemui di India dan Cina. Di India, berbagai tulisan mengenai politik dapatditemui pada kitab Dharmasastra dan Arthasastra pada tahun 500 SM. Sementara di Cina,tulisan-tulisan tentang politik tersebut termuat dalam karyaConfusius dan Kqung Fu Tzu (± 500 SM), Mencius (± 350 SM) dan Mazhab Legalists(Shang Yang, ± 350 SM). Bahkan, di Indonesia sendiri sebenarnya telah banyak ditemukan berbagai tulisan bermutu tentang politik, antara lain dalam kitab Negarakertagama yang ditulisoleh Majapahit pada abad 13-15 SM, dan pada Babad Tanah Jawi. Namun, mulai akhir abad 19,kesusastraan tentang politik mengalami kemunduran. Hal ini dikarenakan banyak pemikiran- pemikiran dari Barat yang menghambat perkembangan ilmu politik di Asia.Pada abad 18-19, di berbagai negara-negara di Benua Eropa, seperti Jerman, Austria, danPerancis, politik banyak dipengaruhi oleh hukum. Pada waktu itu, fokus perhatian dari ilmu politik adalah mengenai negara. Ilmu politik sewaktu itu belum merupakan ilmu yang

 berdiri sendiri, melainkan masih termasuk dalam kurikulum pada Fakultas Hukum dan termasuk mata kuliah Ilmu Negara (Staatslehre). Di negara Inggris, politik termasuk dalam cabang ilmufilsafat, terutama dalam moral philosophy. Pembahasan dari ilmu politik pun tidak pernah lepasdari sejarah.Dua buah tempat yang menjadi tanda bahwa politik untuk pertama kalinyamendapat tempat dalam kurikulum di perguruan tinggi adalah Ecole Libre des SciencesPolitiques (Paris, 1870), dan London School of Economics and Political Science( In ggris,1895). Dibangunnya kedua tempat tersebut menjadi awal baru bagi ilmu politik, yang mulaimendapat perhatian lebih dari para pelajar.Di Amerika Serikat, ilmu politik banyak dipengaruhi oleh sosiologi dan psikologi.Barulah pada tahun 1858, ilmu politik mulai diakui sebagai ilmu tersendiri. Hal ini ditunjukkandengan diangkatnya sarjana asal Jerman, Francis Lieber, menjadi guru besar dalam sejarah danilmu politik di Columbia College. Sejak pengakuan tersebut, keberadaan ilmu politik di AmerikaSerikat semakin berkembang. Pada tahun 1904, di Amerika Serikat didirikan APSA (AmericanPolitical Science Association).Sesudah Perang Dunia II, perkembangan ilmu politik di berbagai belahan duniasemakin pesat. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya Faculteit der Sociale en PolitiekeWetenschappen (sekarang bernama Faculteit der Sociale Wetenschappen) pada tahun 1947di Amsterdam. Tidak hanya di Belanda, perkembangan ilmu politik juga tejadi di Indonesia,dengan didirikannya Fakultas Sosial dan Politik di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta danFakultas Ilmu-ilmu Sosial di Universitas Indonesia, Jakarta. Di mana, di Universitas Indonesiaitu, ilmu politik menjadi 1 departemen tersendiri dan tidak digabung dengan departemen-departemen lainnya.Perkembangan ilmu politik itu tidak serta-merta menjadikannya sebagai suatu ilmu yangmemiliki kedudukan dan definisi yang jelas. Ketidakseragaman dalam terminologi danmetodologi dalam ilmu politik itulah yang menyebabkan UNESCO menyelenggarakan surveytentang kedudukan ilmu politik dalam ± 30 negara. Proyek ini dilaksanakan pada tahun 1948,

dan dipimpin oleh W. Ebenstein dari Princeton University, Amerika Serikat. Hasil proyek inikemudian dimasukkan dalam sebuah buku berjudulContemporaryPolitical Science (1948). Ternyata, buku tersebut pun dianggap belum cukup untuk memberikan penjelasan mengenai ilmu politik. Sehingga, UNESCO bersama IPSA (InternationalPolitical Science Association) kembali menyelenggarakan penelitian pada ± 10 negara (beberapanegara Barat, India, Mexico, dan Polandia). Kemudian, laporan- laporan ini dibahas dalamkonferensi di Cambridge, Inggris, pada tahun 1952. Hasilnya kemudian disusun olehW.A.Robson dari London School of Economics and Political Science dalam The University of Teaching of Social Sciences : Political Science. Buku inilah yang kemudian menjadi pedomandalam mengajarkan beberapa ilmu sosial (termasuk ekonomi, antropologi budaya, dankriminologi) di tingkat perguruan tinggi. Kedua buku ini merupakan usaha dari duniainternasional untuk membantu perkembangan ilmu politik di dunia, dan untuk menyatukan berbagai pandangan berbeda tentang ilmu politik di berbagai belahan dunia.Ilmu Politik sebagai Ilmu PengetahuanApakah ilmu politik dianggap sebagai bagian dari ilmu pengetahuan? Pertanyaan initentunya tidak dapat kita jawab tanpa mengetahui definisi mengenai ilmu pengetahuan itusendiri. Pertemuan sarjana-sarjana ilmu politik di Paris, 1948, menghasilkan suatu definisitentang ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan adalah ³the sum of coordinated knowledgerelative to determined subject1´artinya keseluruhan dari pengetahuan yang terkumpulmenjadi suatu subjek tertentu. Sementara seorang ahli Belanda mengatakan : ³Ilmu adalah pengetahuan yang tersusun, sedangkan pengetahuan adalah pengamatan yang disusunsecara sistematis´ (Wetenschap is geordende kennis, kennis is gesystematiseerdeobservatie). Berdasarkan kedua perumusan tersebut, ilmu politik termasuk ilmu pengetahuan. Namun, ternyata definisi ini banyak menimbulkan ketidakpuasan dari berbagai sarjanailmu politik. Karena bila dirunut dari definisi ini, ilmu politik seakan termasuk ilmu pengetahuanyang tidak perlu perkembangan. Padahal, yang mereka inginkan adalah agar ilmu politik dapat


Tersedia Juga Kolom Di Bawa Bila Anda Ingin Memberikan Masukan  Yang Cukup Akurat Karena Itu Saya Akan Berterima Kasih Sekali Kepada Anda

 Yang Terhubung

0 komentar:

Posting Komentar

FREE Site Submission!
URL:
E-mail:
Add Free Site Submitter to Your Website - Click Here!
Default EnginesAdditional Engines
AtomicBot
Burf
Claymont
FyberSearch
Google
Google-ca
Google-fr
ScrubTheWeb
SplatSearch
Subjex
Unasked
Walhello
Abacho (.de)
Acoon (.de)
BigFinder
ExactSeek
OnSeek
SearchEngine
SearchSight
SearchWarp
WebWizard

Search Engine Optimization
Website Traffic Top Ranking

FREE Search Engine Ranker!
Your Url:
E-mail:
Keywords:
All Major Search Engines:
AltaVista AOL DirectHit Euroseek
Excite FAST FindWhat GOeureka
Google Goto HotBot Looksmart
Lycos MSN Netscape NorthernLight
Sprinks Teoma WebCrawler Yahoo

Search Engine Submission - Top10 Position - Get Traffic

Add Search Engine Ranker to your site!
Keyword Density Analyzer!
Your Url:
Min. word length:
 
Search Engine Optimization Services!

Search Engine Submission - Top10 Ranking - Get Traffic

Add Keyword Analyzer Tool to your site!